REPRESENTASI DAKWAH DIGITAL (Studi Analisis Dakwah Al Quran di Era Milenial)

(Studi Analisis Dakwah Al Quran di Era Milenial)

Oleh : Putri Nani

Universitas Islam Negeri Salatiga

Juara III Lomba Essay JQH FEST 2023



Pendahuluan

Dakwah sering kita jumpai dalam kehidupan ini. Banyak dari para pegiat agama yang berdedikasi menyebarkan nilai-nilai Islam melalui versi mereka. Seiring dengan perkembangan peradaban dan kecanggihan manusia dalam menciptakan sarana komunikasi. Teknologi telah membuka jendela bagi masyarakat untuk bergerak secara fleksibel, begitu pula dengan maraknya dakwah melalui media digital yang digandrungi oleh semua kalangan. 

Berbicara mengenai dakwah, maka tidak akan terlepas dengan Al Qur’an dan hadis sebagai sumber dari ajaran islam. Al-Qur’an telah ada sejak ratusan tahun silam, di tengah masyarakat yang kehidupannya jauh lebih sederhana dibandingkan sekarang. Meskipun demikian, tidak membuat kitab suci ini lapuk di telan zaman. Seiring kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang membuat satu-persatu pernyataan dalam al-Qur’an terbukti kebenarannya. Ini sesuai dengan pernyataan bahwa al-Qur’an akan terus ada dari awal penurunannya sampai akhir zaman. Karena dalam hal ini, Al Qur’an merupakan sesuatu yang shahih li kulli zaman wa makan. Sebagaimana firman Allah Swt. Dalam QS. Al-Hijr ayat 9 sebagai berikut: 

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS. Al-Hijr ayat 9).

Islam adalah agama yang mengajarkan dakwah yaitu memberikan pelajaran agama melalui nilai-nilai pendidikan bagi semua orang. Sebagai kenikmatan seluruh alam, Islam dapat menjamin tercapainya kesejahteraan manusia karena ajaran agama mencakup seluruh aspek kehidupan yang secara alamiah dihadirkan sebagai way of life. Melalui dakwah yang dilakukan sejak generasi pertama hingga sekarang telah memberikan dampak positif bagi Islam yang dapat berkembang pesat.

Terlepas dari dakwah dan Al Qur’an, maka yang tidak kalah penting dalam sebuah upaya membumikan ajaran Islam adalah dengan melihat kondisi yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Tentunya pada generasi milenial, milenial adalah sebutan salah satu generasi berdasarkan demografis dan disebut juga generasi Y. Generasi ini dikenal sangat melek internet, menghabiskan hidupnya di jaringan media online dan akan selalu demikian dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Menggunakan teknologi terbaru untuk memudahkan operasional setiap hari. Generasi ini tidak melihat dunia secara lurus, melainkan dengan selalu berselancar di dunia maya. Dimulai dengan komunikasi berbelanja online dan mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya. Di generasi milenial seperti saat ini, penggunaan media sebagai alat dakwah tentunya akan sangat berpengaruh. Oleh karena itu, pemanfaatan media sebagai instrumen dakwah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh pemahaman dari masyarakat guna membangun milenium berbasis Al-Qur'an seperti sekarang ini.


Paradigma Dakwah dan Digitalisasi

Dakwah islam adalah menyeru ke jalan Allah SWT yang melibatkan unsur menyampaikan pesan, penyeru, media, metode yang diseru, dan Tuhan. Untuk itu, dakwah harus memiliki strategi atau metode yang tepat dan jitu.

Untuk memahami evolusi saat ini bagaimana agama itu sendiri dilihat di mata media membutuhkan paradigma baru untuk evolusi dakwah.  

Dakwah merupakan proses menyadarkan manusia untuk mau berfikir dan berbuat baik untuk merubah diri. Dalam kaitan ini, dakwah bukan hanya sebuah bentuk kegiatan untuk mentransmisikan ajaran agama da'i secara eksklusif, melainkan sebuah gerakan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan perubahan. Paradigma baru dakwah ini tampaknya sesuai dengan ciri masyarakat yang saling berhubungan berdasarkan keberadaan individu. Oleh karena itu, paradigma ini berkaitan erat dengan karakteristik masyarakat jejaring yang mengandalkan keberadaan individu, dimana setiap orang dapat berperan baik sebagai pengguna maupun sebagai penghasil berbagai sumber informasi.

Apabila di kontekskan pada representasi dakwah di era milenial ini,  Mereka tentunya mengonsumsi dan memproduksi nilai-nilai religius yang dihadirkan di berbagai platform dunia online.

Karakteristik internet yang khas, terutama pada aspek interaktivitas dan konektivitasnya, teknologi internet telah menjadi media baru. Sebagai lingkungan digital, internet juga memiliki karakteristik utama sebagai antarmuka yang terhubung melalui jaringan yang memungkinkan akses yang lebih mudah ke ruang geografis. Sehingga internet menjadi sumber dan ruang ekspresi bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyiaran agama khususnya dalam rangka membumikan Al Quran dan hadis sebagai sumber dari ajaran Islam.

Media Online: Platform Syi’ar Era Milenial

Secara teologis, Islam tidak menjadi hambatan untuk menjadikan umatnya maju dan berkembang. Bahkan Islam sangat mendorong umatnya untuk menjadi umat yang terbaik di muka bumi (Q.S ali-‘Imran: 110). Atas dasar semangat teologis tersebut, maka perlu adanya bekal pengetahuan dan praktik penguasaan teknologi bagi para dai. Paradigma dai yang “hanya” pandai berbicara soal agama namun alpa dengan perkembangan teknologi harus diubah. Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Agama juga perlu memberikan fasilitas yang memadai bagi terselenggarakannya technological education bagi para dai, agar dakwah Islam yang disyi’arkan lebih berwarna dan modern. Dakwah sebagai komunikasi yang khas juga menggunakan media sebagai unsur yang sangat penting dalam rangka menyampaikan pesan-pesan ajaran islam.

Fenomena dakwah menggunakan internet saat ini telah menciptakan paradigma baru untuk keberhasilan dakwah. Pesan-pesan yang disampaikan oleh para da'i tidak lagi menjadi faktor utama dalam mad'u (objek dakwah) karena telah terbukti bahwa mad'u dalam masyarakat internet bukan sekedar penerima pesan dakwah yang pasif. Sebaliknya, mereka secara aktif menggunakan dan mengelola pesan bermakna yang mereka tangkap dan tidak terpengaruh oleh bentuk penyampaiannya. Tidak ada lagi da'i atau mad'u, tetapi keduanya melebur dalam posisi atau pengguna yang sama, ini semacam konteks sosial jaringan. Pengguna internet, khususnya umat Islam, perlu melek media bahwa era digital adalah peristiwa yang menarik dan/atau mungkin merupakan inovasi kedepannya.

Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah cara orang berkomunikasi. Saat ini, hampir setiap orang menggunakan internet dalam mengirim, mencari, dan membaca informasi. Hal ini sangat mungkin terjadi, setidaknya karena beberapa faktor, antara lain pesatnya perkembangan dan tren teknologi informasi dan komunikasi, juga kecenderungan milenial yang sangat bergantung pada media.

Hadirnya digitalisasi menambah kekreatifan kita tentunya, dilengkapi dengan  macam-macam  aplikasi sosial media yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Seperti fitur Instagram (IG). YouTube, Telegram, Line, WhatsApp, dan media online lain. Melalui aplikasi gadget tersebut mempermudah masyarakat untuk up to date berbagai informasi dari berbagai kalangan, begitupun dengan penyebaran hal kebaikan. Lewat penglihatan dan pendengaran sebagai audiens dapat menangkap kajian keislaman yang di publish melalaui platform diatas. Begitupun sebagai petindak atau penyebar kebaikan dengan memanfaatkan digital sebagai bentuk syiar.

Kesimpulan

Sejatinya dakwah menjadi sebuah penopang utama dalam komunikasi agama sebab melalui dakwah nilai-nilai agama akan tersampaikan. Konsep Dakwah dengan pendekatan sosial budaya yang mudah diterima oleh masyarakat luas. Menghadirkan ruang, waktu, isu-isu terkini, tentunya menyentuh topik-topik yang berkaitan dengan kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, metode dakwah yang digunakan lebih fleksibel tergantung kebutuhan saat ini. Dengan demikian, keberadaan media online dapat digunakan untuk mengembangkan seni Islam sehingga Al-Quran dapat didasarkan melalui Dakwah yang lebih baik di masa depan dengan tetap mengikuti perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Asmar, Afidatul. 2020. Ekspresi Keberagamaan Online: Media Baru dan Dakwah. Jurnal Ilmu Dakwah: UIN Walisongo Semarang, Volume 40, Nomor 1.

Lestari, Puput Puji. 2020. Dakwah Digital untuk Generasi Milenial. Jurnal Dakwah: Volume 21, Nomor 1.

Munawaroh, Qothrunnada Alisa. 2022. Resepsi Penonton Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Web Series “Ustad Milenial” Episode 6”. Skripsi. Purwokerto: Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.

Rubawati, Efa. 2018. Media Baru: Tantangan dan Peluang Dakwah. Jurnal Studi Komunikasi: STAIN Sorong, Volume 2, Nomor 1.

Wakhiddin, Mukhammad. 2018. Membumikan Dakwah Di Era Kini. Purwokerto: IAIN Purwokerto, Volume 1, Nomor 5.

Sutrisno, Edy. 2022. Moderasi Dakwah di Era Digital dalam Upaya Membangun Peradaban Baru. AL-INSAN: Volume 1, Nomor 1.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSYKER JQH AL-FURQAN UIN SALATIGA

Awal mula Penetapan Kelender Hijriah oleh Khalifah Umar Bin Khattab

GSQ (Gebyar Seni Qur'aniyy) yang KE XV : "Mewujudkan Generasi Qur'ani yang Unggul dalam Prestasi"