Berbagai Keistimewaan pada Bulan Muharram
Haloo kanda yunda semua
Setelah sekian lama purna akhirnya Minda muncul lagi
nichh untuk menemani masa liburan kanda yunda semuaa
Simak baik-baik yaa
Pada tanggal 19 Juli 2023 umat Islam telah merayakan
Tahun Baru Islam 1445 H. Setelah berakhirnya bulan Dzulhijjah dan datangnya
bulan Muharram, menjadi penanda pergantian tahun Hijriah bagi seluruh umat Islam
di dunia. Muharram merupakan awal bulan dalam perhitungan
kalender hijriah. Penentuan muharram sebagai awal tahun dicetuskan oleh
Khalifah Umar bin Khattab ra.
Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan
dalam Islam, dimana kemuliannya ini termaktub dalam Al-Qur’an dalam Surat
taubah ayat 36;
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ
اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً
ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua
belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya
(empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana
mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang bertakwa. ( Q.S At-Taubah: 36)
Dalam
Tafsir Al-Qur’an al-Azhim, Ibnu Katsir menukil banyak riwayat
tentang maksud dari empat bulan haram yang terdapat dalam ayat tersebut. Salah
satu riwayat bersumber dari khutbah Rasulullah pada saat haji, Rasulullah
bersabda bahwa empat bulan haram adalah Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan
Dzulhijjah.[1]
Keterangan demikian dapat kita jumpai juga dalam kitab tafsir yang lain,
seperti Tafsir Ath-Thabari[2],
Tafsir Al-Baghawi[3],
dan Tafsir Al-Maraghi[4].
Bulan
Muharram disebut juga sebagai Syahrullah (bulannya Allah). Penyebutan
ini sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah RA, ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ
رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Artinya:
"Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadan adalah pada bulan Allah yaitu,
Muharram." (HR. Muslim).
Menurut
Al-Hafizh Abu Al-Fadhl Al-Iroqy, Muharram disebut Syahrullah karena pada
bulan ini diharamkan pembunuhan. Bulan Muharram juga bulan pertama dalam
setahun. Bulan ini disandarkan kepada Allah untuk menunjukkan keistimewaannya.
Nabi muhammad tidak pernah menyandarkan penyebutan bulan kepada Allah, kecuali
bulan Muharram.[5]
Keistimewaan dan keutamaan Bulan Muharram tidak hanya
terletak pada nilai historisnya, akan tetapi banyak juga amalan dan ibadah yang dianjurkan dalam
bulan ini. Menilik dari historisnya, menurut Syekh
Jalalauddin As-Suyuthi, Nama bulan Muharram merupakan satu-satunya nama bulan
Hijriyah yang tidak dipakai pada zaman Jahiliyah. Dulunya memakai istilah
Shaffar Awwal dan bulan setelahnya dinamai Shaffar Tsani. Semenjak Islam datang, Allah menyebut Shafar Awwal dengan bulan Muharram yang
dinisbahkan dengan asma-Nya. Muharram merupakan bulan yang dipenuhi dengan peristiwa penting dalam
sejarah Islam. Salah satunya peristiwa yang bersejarah adalah mulai hijrahnya
Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.[6]
Mengutip dari buku Dahsyatnya Puasa
Sunah karya H. Amirulloh Syarbini, dkk, saat itu Rasulullah SAW pertama
kali hijrah ke Madinah di bulan Muharram, sehingga bulan ini dijadikan sebagai
awal penanggalan tahun Hijriyah dalam Islam. Oleh
karena itu, Muharram
dapat menjadi momentum yang tepat bagi umat Islam dalam merencanakan,
mematangkan, dan melakukan hal yang terbaik selama setahun mendatang.
Ditilik dari nilai ibadahnya, menurut Syekh
Jalaluddin As-Suyuthi juga mengutip pendapat Imam Al-Qurthubi yang menjelaskan
bahwa kelebihan puasa bulan Muharram dibandingkan puasa pada bulan Hijriah
lainnya terletak pada posisi Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender
Hijriah. Dengan demikian, mengawali tahun baru pada bulan pertama Hijriah
dengan ibadah puasa merupakan amalan yang sangat utama. Pada bulan ini,
tingkatan puasa sunnahnya hanya berada satu level di bawah puasa Ramadhan saja,
artinya berpuasa di bulan muharram sangat dianjurkan.[7]
Adapun hadits riwayat Imam Muslim dari
sahabat Abu Hurairah ra yang disyarahkan oleh Syekh Jalalauddin As-Suyuthi
adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
Rasulullah saw bersabda: Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa
pada bulan Allah, bulan Muharam (HR Muslim).
Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan
dan keistimewaan bulan Muharam. Semoga dengan akan memasukinya tahun baru Islam
ini, akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt.
”
[1]Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an
Al-Azhim, (Beirut: Daar Ibn Hazm, 2000), hlm. 878.
[2]Ath-Thabari, Jami’ul Bayan ‘an
ta’wil Aay Al-Qur’an, (Al-Jizah: Dar Hazm, 2001), j.11, hlm. 440.
[3]Al-Baghawi, Ma’alim At-Tanzil, (Riyadh:
Daar Thoyyibah, 1990), j.4, hlm. 44.
[4]Ahmad Mushthofa Al-Maraghi, Tafsir
Al-Maraghi, (Mesir: Musthofa Al-Babi, 1946) j.10, hlm. 114.
[5]Abu Fadhl, Syarh Suyuthi li Sunan
An-Nasa’I, (Al-Maktab Al-Mathbu’at Al-Islami, 1985), cet. Kedua, j.3, hlm. 206.
[6]Jalaluddin As-Suyuthi, Ad-Dibaj fi Syarhi
Shahihi Muslim ibnil Hajjaj
Komentar
Posting Komentar