✨ PUASA TASU'A DAN 'ASYURA ✨

 ✨ PUASA TASU'A DAN 'ASYURA

Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Selain itu, Muharram juga disebut sebagai bulannya Allah.

Sebagai salah satu bulan mulia, tentunya ada amaliyah sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Islam, salah satunya adalah puasa Muharram yang termasuk di dalamnya Puasa Tasu’a dan Asyura. 'Asyura adalah hari yang istimewa dalam Islam, sebab banyak sekali peristiwa yang terjadi pada hari itu.

Hari Asyura’ adalah hari kesepuluh pada bulan Muharram (berasal dari kata ‘asyr yang berarti sepuluh). Dalam sebuah hadits shahih dikatakan, pada hari itu dahulu Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya. Sebagian masyarakat Jawa menyebut bulan Muharram dengan nama bulan ‘Suro’ dengan mengambil nama hari penting pada bulan Muharrram tersebut: Asyura’. 

Awal pula dianjurkannya puasa 'Asyura telah terabadikan dalam kitab Shahih Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas:

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

 

Artinya: “Nabi Muhammad ﷺ datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura’. Lalu Rasul bertanya ‘Ada kegiatan apa ini?’ Para sahabat menjawab ‘Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.’ Rasul lalu mengatakan ‘Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian’. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura’ tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya.” (HR Bukhari: 2004) 

Puasa Asyura’ awalnya diperintahkan Nabi sebelum ada kewajiban puasa Ramadhan. Setelah disyariatkannya puasa Ramadhan, Nabi memberi kebabasan bagi siapa saja yang ingin menjalankan dan bagi siapa saja yang ingin meninggalkan. Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah, istri Nabi Muhammad ﷺ : 

 كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

 

 Artinya: “Puasa Asyura’ adalah puasa yang dilakukan oleh orang Quraisy pada zaman jahiliyyah dan Rasulullah ﷺ juga melakukan puasa pada hari itu. Ketika Nabi datang ke Madinah juga melakukan puasa dan menyuruh para sahabat menjalankan puasa Asyura’. Namun ketika puasa Ramadhan mulai diwajibkan, Nabi meninggalkan puasa Asyura’. Maka barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan, dan siapa saja yang ingin meninggalkan, juga silakan,” (HR Bukhari: 2002)


Adapun anjuran untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram, atau yang kita kenal dengan istilah Puasa Tasu'a, bersumber dari _Sunnah Hammiyyah_, yaitu segala sesuatu yang sudah diniatkan oleh Rasulullah SAW namun belum jadi dilaksanakan karena suatu sebab. Ketika Nabi Muhammad dan para sahabat telah berpuasa Hari Asyura, ada seseorang yang berkata kepada Nabi bahwa Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Agar Puasa 'Asyura umat Islam berbeda dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka Rasulullah menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram. Keterangan ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibni Abbas ra:

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata: "Ya, Nabi Muhammad! Hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani." Rasulullah SAW bersabda, "Tahun yang akan datang insya Allah aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan." Namun Rasulullah wafat sebelum datangnya tahun depan.(HR Muslim).

Keterangan lainnya dapat kita temukan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود. صوموا قبله يوما او بعده يوما

Artinya: "berpuasalah pada hari Asyura (10 Muharram), dan berbedalah dengan orang-orang Yahudi. Oleh karena itu berpuasalah satu hari sebelumnya (9 Muharram) atau satu hari setelahnya (11 Muharram)." (H.R. Ahmad)


Berpuasa pada bulan Muharram memang sangat istimewa, dikatakan dalam sebuah hadits bahwa puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa bulan Muharram, sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim)


Secara umum, pahala berpuasa pada bulan Muharram sangat besar. Keutamaan berpuasa ini tidak dapat ditemukan pada bulan selain Muharram. Keutamaan berpuasa sehari pada bulan Muharram setara dengan berpuasa 30 hari di bulan lain. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).

 

Secara khusus, puasa 'Asyura mempunyai fadhilah yang besar juga. Dari keshahihan hadits puasa Asyura, bahkan Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih al-Bukhari sampai membuat satu bab khusus yang menyebutkan hadits-hadits puasa Asyura’ dengan judul Bab Shiyam Yaumi Asyura’. Berarti puasa Asyura sunnahnya tidak perlu diperdebatkan lagi, _fix no debate_. Puasa 'Asyura dapat meleburkan dosa satu tahun yang telah lalu:

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم) 



Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim)


Oleh karena itu, Kanda Yunda, mari kita manfaatkan momen bulan Muharram yang mulia ini untuk memperbanyak amal shaleh dan menambah ketakwaan kepada Allah. Salah satu implementasinya adalah dengan berpuasa Tasu'a (9 Muharrom)dan 'Asyura (10 Muharram) yang bertepatan pada hari Kamis dan Jum'at , 27 dan 28 Juli 2023. Semoga kita semua diberikan taufiq dan hidayah untuk senantiasa berjalan dalam ketaatan kepada Allah SWT. Allahumma Aamiin

Salam Qur'anii, Selalu di Hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSYKER JQH AL-FURQAN UIN SALATIGA

Awal mula Penetapan Kelender Hijriah oleh Khalifah Umar Bin Khattab

GSQ (Gebyar Seni Qur'aniyy) yang KE XV : "Mewujudkan Generasi Qur'ani yang Unggul dalam Prestasi"