KEUTAMAAN PARA PENGHAFAL AL-QUR'AN

 

Keutamaan
Para Penghafal Al-Qur’an


(Foto: Halaqoh dan Mudarosah Al-Qur’an JQH Al-Furqan IAIN Salatiga, 2021)

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Halo sahabat Al-Furqan!

          Di zaman sekarang ini, menghafal Al-Qur’an sudah menjadi hal yang sangat umum. Jika dahulu kegiatan menghafal Al-Qur’an atau tahfidz hanya ada di pesantren maupun tempat seperti TPQ (Tempat Pengajaran Al-Qur’an), kini kesadaran umat muslim dalam menghafal Al-Qur’an menjadi semakin tinggi. Sehingga, banyak sekolah, komunitas Islam, dan bahkan unit kegiatan mahasiswa di berbagai universitas juga diadakan program kegiatan tahfidz. Selain sebagai wujud kecintaan terhadap Al-Qur’an juga banyak keutamaan bagi orang-orang yang telah mampu menjadi penghafal Al-Qur’an.

          Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas sedikit mengenai keutamaan para penghafal Al-Qur’an yang sangat perlu untuk kita ketahui, terutama bagi sahabat yang sedang proses menghafal Al-Qur’an. Mari kita simak bersama!

          Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad  oleh Allah  sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia. Al-Qur’an merupakan penyempurna ajaran dari kitab-kitab terdahulu yaitu Taurat, Zabur, dan Injil. Al-Qur’an tetap terjaga kemurniannya karena Allah  sendiri yang menurunkan dan menjaga Al-Qur’an sehingga terpelihara, tidak ada penambahan, pengurangan dan pengubahan serta kekal abadi hingga akhir zaman. Allah  befirman mengenai kemurnian Al-Qur’an:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

“ Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS Al-hijr ayat 9)

       Orang yang beriman kepada Al-Qur’an, membenarkan, membaca dan memahami serta mengamalkan isinya akan menjadi rahmat bagi mereka, dapat mempertebal keimanan, memperoleh hikmah dan menambah kecintaan kepada Allah  serta berlimpah kebaikan dalam hidup baik di dunia maupun di akhirat. Terlebih lagi jika seseorang juga menghafalkan Al-Qur’an.

          Seseorang yang memiliki hafalan dituntut selalu menjaga hafalannya dengan meluangkan waktu untuk muraja’ah (mengulang hafalan) dan istikamah dalam ber-muraja’ah agar hafalannya tetap terjaga dan melekat dengan jiwa. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi para penghafal Al-Qur’an. Seorang penghafal Al-Qur’an yang tidak menjaga hafalan, diibaratkan seperti unta yang terlepas dari ikatannya. Nabi  bersabda :

رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنِّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عاهَدَهاَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَ  إِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ –البخاري

Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Qur’an, seperti pemilik unta yang diikat. Jika ia dijaga dan dipelihara, maka ia akan diam dan jinak, dan jika ia dibiarkan terlantar, maka dia akan pergi lepas dari ikatannya. (HR. Bukhari no 5031)

          Oleh karena itu, dalam menghafal Al-Qur’an dibutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh, ketulusan dan keikhlasan hati agar dapat menjalaninya dengan senang hati, ridha, dan tentunya bisa mengatasi segala rintangan yang menghalanginya terutama agar hafalan terjaga, terhindar dari kelalaian dan tidak lupa. Sebagaimana hadits berikut :

تَعَاهَدُوا القُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنَ الإِبِلِ فِي عُقُلِهَا

Jagalah (hafalan) Al-Qur’an itu, maka demi Dzat, jiwaku di kekuasaaNya, sungguh ia (Al-Qur’an) lebih cepat lepasnya daripada unta dari ikatannya”.(HR. Bukhari no 5033)

          Perjalanan panjang yang telah dilalui para penghafal Al-Qur’an dalam menghafal, menjaga dan memelihara hafalannya yang didasari cinta karena Allah , bukan karena pujian atau harta maka akan mendapat pahala dan keutamaan yang sangat besar dari Allah  serta mereka akan mendapat predikat sebagai orang pilihan yang istimewa. Mengingat mulianya kedudukan Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an pun sangat mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam.

9 Keutamaan Para Penghafal Al-Qur’an

Ada sejumlah hadits yang menyebutkan keutamaan penghafal Al-Qur’an, antara lain sebagai berikut :

1.   Mendapatkan Syafa’at Al-Qur’an

     Kelak di hari kiamat, Al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi para penghafal Al-Qur’an.

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rajinlah membaca al-Qur’an, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat.” (HR. Muslim 1910).

2.   Didahulukan untuk Menjadi Imam Shalat

     Dalam shalat berjamaah, yang memiliki hafalan Al-Qur’an lebih banyak, beserta memiliki pemahaman agama lebih yang diutamakan menjadi imam. Sebagaimana hadits berikut,

يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ … وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ

Dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan al-Qur’an-nya. Jika dalam hafalan Al-Quran mereka sama, maka didahulukan yang paling paham dengan sunnah… dan seseorang tidak boleh menjadi imam di wilayah orang lain.” (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan yang lainnya)

3.   Diutamakan Menjadi Pemimpin

    عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ عَامِرِ بْنِ وَاثِلَةَ أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِيَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اسْتَعْمَلَهُ عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَنْ اسْتَخْلَفْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِي قَالَ اسْتَخْلَفْتُ عَلَيْهِمْ ابْنَ أَبْزَى قَالَ وَمَا ابْنُ أَبْزَى فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ مَوَالِينَا فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى فَقَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللَّهِ عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ قَاضٍ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ 


            Dari Abu Ath Thufail ‘Amir Bin Watsilah bahwa Nafi’ Bin Abdul Harits bertemu dengan Umar Bin Al Khaththab di Usfan, dan Umar mengangkatnya sebagai gubernur Makkah, kemudian Umar berkata kepadanya: “Siapa yang kamu angkat menjadi pemimpin untuk penduduk lembah?” Dia menjawab: “Aku angkat untuk mereka Ibnu Abza.” Umar bertanya: “Siapa Ibnu Abza?” Dia menjawab: “Dia adalah salah seorang dari hamba sahaya kami.” Umar berkata: “Kamu angkat untuk mereka seorang budak?” Dia menjawab; “Sesungguhnya dia seorang yang hafal terhadap Kitabullah, paham dalam masalah pembagian fara`idl dan seorang Qadli.” Maka Umar berkata; “Adapun sesungguhnya Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan Kitab ini dan merendahkan kaum yang lain dengannya.” (HR Ahmad)

4.   Kedudukan Penghafal Al-Quran di Surga, Sesuai Banyaknya Ayat yang Dia Hafal

     Keutamaan penghafal Al-Qur’an di akhirat kelak salah satunya ketika masuk ke dalam surga mendapatkan kedudukan tinggi sesuai banyak ayat yang dihafal.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Tirmidzi 3162 dan dishahihkan al-Albani)

5.   Memberikan Syafaat kepada 10 Orang Keluarga

     Seorang penghafal Al-Qur’an, dapat memberikan syafaat kepada 10 anggota keluarga yang sebelumnya telah diputuskan masuk neraka. Sebagaimana hadits berikut,

عَن عَلِيٍ رَضَي اللٌهُ عَنهُ وَ كَرٌمَ اللٌهُ وَجهَة قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌيُ اللٌهُ عَلَيهَ وَسَلَمَ مَن قَرأ القُرانَ

فَاستَظهَرَه فَحَلٌ حَلآلَه وَحَرٌمَ حَرَامَهُ اَدخَلَهُ اللٌهُ الجَنٌةَ وَشَفٌعَه فيِ عَشَرةَ مِن اَهلِ بَيِته كُلٌهٌم قَد وَجبت لَهُ

Barangsiapa yang belajar Al-Qur’an, lalu berusaha menghafalkannya dan dia bisa hafal, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam Surga dan Allah akan menerima permohonan syafaat yang diajukannya kepada sepuluh orang keluarganya, yang semuanya telah diwajibkan masuk ke dalam neraka.” ( HR. Tirmidzi no 3069 dan HR. Ibnu Majah no 216)

6.   Malaikat Senantiasa Membersamai Mereka

     Menghafal Al-Qur’an dengan ikhlas karena Allah pasti mendapat pahala dari Allah. Selain itu, para malaikat juga senantiasa membersamai mereka.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ، فَلَهُ أَجْرَانِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang membaca dan menghafal al-Qur’an, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Qur’an, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari 4937)

7.   Ketika Meninggal Didahulukan Masuk ke Dalam Kubur

     Setelah Perang Uhud, dari umat muslim cukup banyak yang telah gugur. Kemudian, jenazah yang memiliki hafalan paling banyak di dahulukan. Sebagaimana hadits berikut,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ ثُمَّ يَقُولُ أَيُّهُمَا أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ

إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ وَقَالَ أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَمَرَ بِدَفْنِهِمْ فِي دِمَائِهِمْ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُغَسَّلُوا

Dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik bahwa Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa yang paling banyak hafalan Qur’annya?”. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau bersabda, “Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka. Beliau tidak menshalatkannya, juga tidak memandikannya.” (HR. Bukhari 1343 & Tirmidzi 1053)

8.   Di akhirat Akan Diberi Mahkota Kemuliaan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca.” (HR. Tirmidzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih)."

9.   Orang Tua Akan Diberi Mahkota Cahaya Kelak di Akhirat.

     Seorang penghafal Al-Qur’an mendapat kemuliaan dan syafaat di akhirat tidak hanya untuknya, tetapi juga kepada orang tuanya.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  :من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,: “Siapa yang menghafal al-Qur’an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Qur’an.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan Al-Abani)

          Ma Syaallah, sungguh kenikmatan yang luar biasa bukan jika mampu menjadi penghafal Al-Qur’an? Setelah mengetahui keutaman-keutamaan penghafal Al-Qur’an di atas semoga dapat memotivasi, semakin menambah semangat dan selalu istikamah dalam menghafal serta muraja’ah Al-Qur’an. Semoga Allah meridhai kita menjadi penghafal Al-Qur’an ya, sahabat Al-Furqan! 


Sumber : Al-Bukhari, al-Imam al-Hafidz Abi ‘Abdillah Ibn Isma’il. 2001. Shahih Bukhari Juz VI. Beirut: Dar Thauq al-Najah,; Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ibnu Majah. 1993. Sunan Ibnu Majah Juz II. Semarang: CV Asy Syifa,; Al Qur’an Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah,; R. Wahidi dan M. Syukron. 2012. Beli Surga Dengan Al-Qur’an. Yogyakarta: Mutiara Media.


 When you said to Allah, "I hate life." He replied "Who asked you to love life? just love me and        life will be beautifull."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSYKER JQH AL-FURQAN UIN SALATIGA

Awal mula Penetapan Kelender Hijriah oleh Khalifah Umar Bin Khattab

GSQ (Gebyar Seni Qur'aniyy) yang KE XV : "Mewujudkan Generasi Qur'ani yang Unggul dalam Prestasi"